Jumlah kunjungan pasien ke Instalasi Gawat Darurat(IGD) di dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Hal ini berakibat pada peningkatan kebutuhan kapasitas ruang perawatan, penyediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia pada pelayanan IGD.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya overcrowded dan stagnansi pada pelayanan IGD, dimana pasien yang sudah dianjurkan rawat inap tidak dapat dipindahkan dari IGD sehingga tempat tidur di IGD terus penuh dan tidak dapat menerima pasien baru. Kondisi overcrowded ini akan berdampak pada peningkatan waktu tunggu atau Length of Stay (LOS) pasien di IGD sehingga bed turnover (BTO) IGD juga akan menurun. Dampak yang jelas juga tampak pada penurunan kualitas pelayanan, penurunan akses kesehatan pada masyarakat, peningkatan angka mortalitas dan juga penurunan kepuasan pasien.
Buku ini diharapkan dapat membantu dalam membuat ruang observasi emergensi terutama bagi fasilitas kesehatan yang instalasi gawat daruratnya masuk kriteria level 3 atau level 4. Sedangkan bagi fasilitas kesehatan dengan instalasi gawat darurat level 1 atau level 2 tidak memerlukan ruang observasi emergensi.
Judul buku | : | Manajemen Ruang Observasi Emergensi |
Penulis | : | dr. Dwiwardoyo Triyuliarto, Sp.EM (K) dkk. |
Kategori | : | Ilmu Kedokteran | Emergensi |
Tahun terbit | : | 2024 |
Jumlah halaman | : | i-xi+90 |
Dimensi buku | : | 15.5 cm x 23.5 cm |
Berat | : | 250 gram |
Warna halaman isi | : | Hitam putih & warna |
ISBN elektronik | : | |
Tautan pembelian | : |