Buku Baru: Pendayagunaan Kapital Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

Pendayagunaan Kapital Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

Buku Pendayagunaan Kapital Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari Sembilan bab, diantaranya kapital sosial dalam perspektif Robert D. Putnam, Kepercayaan sebagai fondasi pembangunan sosial dan ekonomi: kapital sosial dalam perspektif Frascis Fukuyama, James S. Coleman: kapital sosial dalam pembentukan modal manusia, kapital sosial dalam perspektif Mark Granovetter, kapital sosial dalam perspektif Nan Lin, kapital sosial dalam perspektif Pierre Borudieu, kapital sosial dalam perspektif Ann Dale, Mengukur melalui metode penelitian kuantitatif, pendayagunaan kapital sosial dalam peraktik pemberdayaan masyarakat: pilot project dan keberlanjutan

Bab pertama tentang kapital sosial dalam perspektif Robert D. Putnam. Kapital sosial berkontribusi pada pemeliharaan kepercayaan dan kohesi sosial dalam masyarakat. Masyarakat dengan kepemilikan kapital sosial yang tinggi akan menciptakan kesehatan fisik, mental, efisiensi ekonomi dan keberlanjutan demokrasi. Robert D. Putnam menyoroti pentingnya keterlibatan publik dan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial sebagai cara untuk mendayagunakan kapital sosial. Keberhasilan suatu masyarakat tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi, tetapi juga pada kualitas hubungan sosial diantara warganya. Konsep ini penting dijadikan landasan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk menggalang ikatan bonding, bridging dan linking social capital kelompok sasaran. Kendatipun menghadapi kendala finansial, komunitas tetap bisa diberdayakan dengan menggalang hubungan sosial yang dilandasi norma, kepercayaan dan jejaring sosial.

Bab dua tentang Kepercayaan sebagai fondasi pembangunan sosial dan ekonomi: kapital sosial dalam perspektif Frascis Fukuyama. Kapital sosial mengacu pada jaringan hubungan sosial, norma dan kepercayaan yang berkembang di antara individu-individu dalam sebuah masyarakat. Fukuyama menganggap kapital sosial sebagai faktor penting dalam mengejar keberhasilan dan stabilitas dalam masyarakat. Kapital sosial yang kuat akan berkontribusi pada stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup yang memadai. Konsep kapital sosial ini penting menjadi landasan kegiatan pemberdayaan masyarakat karena inisiasi kepercayaan antar warga mampu menangkal sikap skeptis dan menarik partisipasi kolektif. Pembentukan norma dan nilai bersama mampu membentuk kerangka kerja yang mengarahkan perilaku dan interaksi sosial. Penciptaan jaringan sosial antar warga masyarakat mampu memberikan dukungan sosial dan berbagi informasi. Dengan menggalang dukungan ragam kelompok sosial, asosiasi dan komunitas, dampak program pemberdayaan akan berdifusi secara cepat kesegenap elemen masyarakat dengan cara yang efektif dan efisien.

Bab tiga tentang James S. Coleman: Kapital sosial pada Pembentukan Modal Manusia. Kapital sosial merujuk pada sumber daya yang tertanam dalam hubungan sosial. Kapital sosial merujuk pada norma, nilai, kepercayaan, koneksi dan jaringan sosial yang ada diantara individu-indivisu dalam suatu kelompok. Coleman mengidentifikasi kapital sosial dalam struktur sosial seperti kekerabatan dan jaringan pertemanan. Selain itu, kapital sosial juga mewujud dalam sumber daya yang tercipta dari hubungan sosial. Konsep kapital sosial ini dapat didayagunakan sebagai dasar aksi kolektif semisal proyek komunitas, kegiatan sosial dan partisipasi masyarakat. Konsep kapital sosial ini bisa didayagunakan untuk mengatasi permasalah kolektif melalui fasilitasi kerjasama. Kapital sosial juga dapat digunakan memperkuat kepercayaan melalui jaringan sosial yang rekat. Kapital sosial juga mampu mempromosikan kekompakan sosial untuk memupuk kepedulian dan rasa tanggungjawab setiap warga masyarakat. Kapital sosial juga mampu menggerakan aksi kolektif untuk perubahan masyarakat yang lebih baik.

Bab empat tentang Kapital Sosial Dalam Perspektif Mark Granovetter. Kapital sosial mengacu pada sumberdaya yang terkait dengan jaringan sosial seseorang. Granovetter melihat kapital sosial sebagai asset yang penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi warga masyarakat. Mark Granovetter mengidentifikasi ada dua bentuk kapital sosial yaitu strong ties dan weak ties. Strong ties mencakup hubungan yang intens dan seringkali melibatkan keluarga, teman dekat, atau anggota komunitas yang erat. Kapital sosial dalam bentuk strong ties didasarkan pada saling percaya, dukungan emosional dan pertukaran sumber daya secara langsung. Sebaliknya, weak ties merujuk pada hubungan yang kurang akrab dan terikat secara longgar seperti kenalan atau anggota jaringan professional. Weak ties memainkan peran penting dalam menyediakan akses informasi, kesempatan dan sumber daya yang tidak tersedia melalui hubungan yang lebih dekat. Jaringan weak ties lebih luas dan beragam sehingga dapat membuka pintu bagi informasi baru dan perspektif yang berbeda. Selama ini topik pembahasan dalam Sosiologi menitiktekankan pada strong ties. Padahal kajian pada weak ties memiliki kelebihan berupa dihasilkannya pengetahuan tentang kemudahan dalam akses informasi, kesempatan dan sumber daya yang tidak tersedia dalam strong ties. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, strong ties dan weak ties memberikan manfaat yang besar bagi warga masyarakat termasuk akses ke informasi, dukungan sosial, peluang kerja dan pengaruh sosial.

Bab lima tentang Kapital Sosial Dalam Perspektif Nan Lin. Kapital sosial mengacu pada sumberdaya yang terkait dengan hubungan sosial seseorang dalam jaringan interpersonal. Konsep ini didasarkan pada gagasan bahwa hubungan sosial dapat memberikan manfaat dan akses ke informasi, sumberdaya dan kesempatan. Nan Lin mengidentifikasi tiga komponen kapital sosial yaitu struktur sosial, embedded resources serta norma dan nilai sosial. Kapital sosial memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik. Nilai intrinsic berkaitan dengan manfaat sosial yang diperoleh dari hubungan sosial. Sementara itu, nilai ekstrinsik berkaitan dengan manfaat ekonomi atau kesempatan yang diperoleh melalui jaringan sosial. Kapital sosial memberikan keuntungan dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, partisipasi politik, karir dan kesehatan. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, pandangan Nan Lin menjadi penting supaya warga masyarakat mampu menyadari nilai intrinsik dan ekstrinsik kapital sosial sehingga ia mampu meningkatkan keberdayaan dirinya. Dengan demikian ia mampu mengakses peluang kerja dan bisnis, mendapatkan dukungan emosional dan support system dalam rangka pencapaian tujuan pemberdayaan.

Bab enam tentang Kapital Sosial Dalam Perspektif Pierre Bourdieu. Kapital sosial mengacu pada sumber daya yang tertanam dalam jaringan hubungan sosial individu dan kelompok. Bourdieu memandang kapital sosial sebagai bentuk ekonomi simbolik yang dapat diubah menjadi bentuk kapital lainnya seperti kapital budaya dan kapital ekonomi. Ada dua dimensi kapital sosialyaitu kapital sosial obyektif dan kapital sosial subyektif. Kapital sosial obyektif mencakup jaringan hubungan sosial yang dapat dimiliki oleh individu atau kelompok. Kapital sosial obyektif dapat memberikan akses kepada individua tau kelompok untuk mendapatkan kesempatan, sumber daya informasi, dan dukungan yang tidak tersedia bagi mereka yang tidak memiliki jaringan yang sama. Sementara itu, kapital sosial obyektif mencakup persepsi individu atau kelompok terhadap jaringan hubungan sosial yang dimiliki. Persepsi ini melibatkan rasa saling percaya, solidaritas dan norma-norma sosial yang mempengaruhi interaksi sosial. Kapital sosial subyektif mencerminkan tingkat keterlibatan individu dalam jaringan sosial dan kemampuannya untuk memanfaatkan hubungan tersebut dalam mencapai tujuan pribadi atau kolektif. Pada konteks pemberdayaan masyarakat, teori ini cocok untuk mengidentifikasi ketimpangan sosial berdasarkan jenis kepemilikan kapital termasuk kapitalsosial. Dengan mengacu pada jenis dan proporsi kepemilikan kapital, pemberdayaan masyarakat akan diawali dengan upaya menemukenali kelompokkelompok marjinal yang layak menjadi sasaran permbedayaan masyarakat

Bab tujuh tentang Kapital Sosial Dalam Perspektif Ann Dale. Kapital sosial merujuk pada jaringan hubungan sosial, norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Kapital sosial dapat dianggap sebagai sumber daya yang tercipta dari interaksi sosial yang positif dan saling percaya antar individu, kelompok, atau organisasi dalam suatu komunitas. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Ann Dale menekankan pentingnya kapital sosial dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kapital sosial memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti lingkungan, ekonomi dan kesejahteraan sosial. Beberapa aspek penting dari kapital sosial antara lain kepercayaan dan hubungan sosial, norma dan nilai-nilai, keterlibatan masyarakat, dan akses ke sumber daya. Dalam konteks pembedayaan masyarakat, agensi perlu membangun hubungan yang kuat, norma yang positif, keterlibatan masyarakat yang aktif, kapital sosial dapat membantu masyarakat dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan dengan lebih efektif.

Bab delapan tentang Mengukur Melalui Metode Penelitian Kuantitatif. Sebelum melakukan pendayagunaan kapital sosial dalam masyarakat, penting diperhatikan existing tingkat kapital sosial. Ada dua pendekatan dalam mengukur tingkat kapital sosial baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode yang sering digunakan untuk menaksir tingkat kapital sosial antara lain survey dan kuisioner, data statistic, metode partisipatif, pendekatan ekonomi dan pengukuran jaringan sosial. Penting diperhatikan bahwa pengukuran kapital sosial tidak hanya terpaku pada satu metode tetapi bisa menggunakan beberapa metode sesuai dengan konteks sosial masyarakat.

Bab Sembilan tentang Pendayagunaan Kapital Sosial dalam Praktik Pemberdayaan Masyarakat: Pilot Project dan Keberlanjutan. Bagian ini memaparkan pilot project praktik pembedayaan dengan mendayagunakan kapital sosial. Bahan penyusunan bagian ini berasal dari hasil penelitian maupun pengabdian masyarakat.


Judul buku : Pendayagunaan Kapital Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat
Penulis : Anif Fatma Chawa dkk.
Kategori : Ilmu Sosiologi | Kapital Sosial
Tahun terbit : 2024
Jumlah halaman : i—x+136
Dimensi buku : 15.5 x 23.5 cm
Berat : 250 gram
Warna halaman isi : Hitam putih & warna
ISBN elektronik :
Tautan pembelian :

Mungkin Anda juga menyukai