Judul Buku : Gugurnya Petani Rakyat: Episode Perang Laba Pertanian Nasional
Penulis : Vaisal Amir, Aji Dedi Mulawarman, Ari Kamayanti, Gugus Irianto
Penerbit : Universitas Brawijaya Press
Cetakan : I, April 2014
Tebal : 252 halaman
ISBN : 978-602-203-625-8
Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena lautannya yang luas, juga dikenal sebagai negara agraris karena hampir 50% masyarakatnya bekerja di sektor pertanian. Ironisnya, sebagian besar masyarakat miskin Indonesia justru berasal dari kalangan petani. Mayoritas petani di Indonesia adalah petani dengan lahan kecil dan juga petani yang tidak mempunyai tanah.
Kondisi ini tidak lepas dari keputusan pemerintah yang seringkali membuat kebijakan yang tidak pro-petani, tetapi pro-korporasi. Kurangnya daya tawar pemerintah menjadi penyebab kondisi ini. Pemerintah memberikan kemudahan bagi korporasi untuk beroperasi namun megorbankankan kepentingan masyarakat luas. Program modernisasi pertanian yang dibuat pemerintah justru mengarahkan pertanian sebagai bentuk bisnis yang hanya mengejar keuntungan semata, bukan berlandaskan pada pandangan hidup petani rakyat yang berwawasan moral-social-environmental-spiritual.
Petani Indonesia diperlakukan sebagai komoditas politik ekonomi, bukan sebagai entitas yang didayagunakan untuk keamanan, ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Oleh karena itu, akan menjadi sangat berbahaya jika korporasi kapitalis menguasai sektor pertanian. Saat tujuan utama mereka hanya memperoleh laba yang setinggi-tingginya, maka kelestarian lingkungan alam dan manusia akan dikesampingkan.
Kini, pemerintah sudah harus fokus pada pembangunan nasional dan ekonomi yang adil dan merata demi kemakmuran rakyat, termasuk petani. Pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan pembuat kebijakan, harus mampu meningkatkan SDM para petani dan mengembalikan kedaulatan benih serta lahan pada para petani untuk menciptakan kesejahteraan pangan petani dan pangan nasional.Judul Buku : Gugurnya Petani Rakyat: Episode Perang Laba Pertanian Nasional
Penulis : Vaisal Amir, Aji Dedi Mulawarman, Ari Kamayanti, Gugus Irianto
Penerbit : Universitas Brawijaya Press
Cetakan : I, April 2014
Tebal : 252 halaman
ISBN : 978-602-203-625-8
Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena lautannya yang luas, juga dikenal sebagai negara agraris karena hampir 50% masyarakatnya bekerja di sektor pertanian. Ironisnya, sebagian besar masyarakat miskin Indonesia justru berasal dari kalangan petani. Mayoritas petani di Indonesia adalah petani dengan lahan kecil dan juga petani yang tidak mempunyai tanah.
Kondisi ini tidak lepas dari keputusan pemerintah yang seringkali membuat kebijakan yang tidak pro-petani, tetapi pro-korporasi. Kurangnya daya tawar pemerintah menjadi penyebab kondisi ini. Pemerintah memberikan kemudahan bagi korporasi untuk beroperasi namun megorbankankan kepentingan masyarakat luas. Program modernisasi pertanian yang dibuat pemerintah justru mengarahkan pertanian sebagai bentuk bisnis yang hanya mengejar keuntungan semata, bukan berlandaskan pada pandangan hidup petani rakyat yang berwawasan moral-social-environmental-spiritual.
Petani Indonesia diperlakukan sebagai komoditas politik ekonomi, bukan sebagai entitas yang didayagunakan untuk keamanan, ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Oleh karena itu, akan menjadi sangat berbahaya jika korporasi kapitalis menguasai sektor pertanian. Saat tujuan utama mereka hanya memperoleh laba yang setinggi-tingginya, maka kelestarian lingkungan alam dan manusia akan dikesampingkan.
Kini, pemerintah sudah harus fokus pada pembangunan nasional dan ekonomi yang adil dan merata demi kemakmuran rakyat, termasuk petani. Pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan pembuat kebijakan, harus mampu meningkatkan SDM para petani dan mengembalikan kedaulatan benih serta lahan pada para petani untuk menciptakan kesejahteraan pangan petani dan pangan nasional.