Buku Baru: Konsep Pengendalian Deagrarianisasi Berbasis Kohesi dan Jaringan Sosial Pada Komunitas Pertanian di Wilayah Sekitar Lokasi Penambangan Emas

Penambangan emas bukan hal baru di Indonesia, terbukti dengan kegiatan tambang yang telah berlangsung sejak jaman kerajaan, mengutip sebuah kajian empirik yang menunjukkan bahwa industri tambang di Pulau Bangka sudah berlangsung sejak ekonomi politik di abad ke-18 sampai abad ke-21, melintasi rezim yang berbeda dari pra- kolonial, kolonial, pasca-kolonial sampai zaman pasca reformasi (Gandi & Sunito, 2015).

Pulau Buru dengan segala historisme yang melekat pada cerita masa lalu dan kekayaan alam yang melimpah, telah menjadi destinasi penambangan yang menarik semenjak 2011 saat tambang emas ditemukan oleh masyarakat setempat. Situasi tersebut telah merubah fragmen sosial ekonomi dan budaya masyarakat disekelilingnya, apa yang kita temukan saat ini merupakan perjalanan panjang semenjak tambang ditemukan dan fenomena deagrarianisasi serta dislokasi nafkah adalah konsekuensi logis dari perjalanan panjang tersebut.

Buku pedoman yang berada ditangan pembaca, adalah hasil karya yang dibuat dengan basis penelitian yang berjudul Pengendalian Deagrarianisasi dan Dislokasi Nafkah Berbasis Kohesi Serta Jaringan Sosial Pada Komunitas Pertanian di Wilayah Penambangan Emas Pulau Buru. Dengan hasil penelitian, berbagai potret permasalahan diungkap, dianalisis dan dibuat alternatif untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat.


Judul buku:Konsep Pengendalian Deagrarianisasi Berbasis Kohesi dan Jaringan Sosial Pada Komunitas Pertanian di Wilayah Sekitar Lokasi Penambangan Emas
Penulis:Muhamad Chairul Basrun Umanailo
Kategori:Ilmu Sosial dan Politik
Tahun terbit:2024
Jumlah halaman:i-xiii + 58 hlm
Dimensi buku:15.5 x 23.5 cm
Berat:250 gram
Warna halaman isi:Hitam putih & warna
ISBN elektronik:
Tautan pembelian:
Admin Sosmed UB Press
Admin Sosmed UB Press
Articles: 452